BLING

Glitter Text Generator at TextSpace.net

Minggu, 20 Maret 2011

the wall of love cerpen


Namaku jane aku bersekolah di suatu smp favorit di kota ku. Aku mudah punya banyak teman meskipun otak dan penampilanku pas-pasan. Teman-teman bilang kalau aku anak yang ramah dan periang dan kuras a itu benar. Dari pertama bersekolah aku sudah tertarik pada seorang cowok sebayaku di smo ini. Cowok tampan yang kurasa punya banyak kesamaan fisik dan hobi dengan ku. Bedanya, dia lebih pintar dari ku. Ia taksatu kelas dengan ku. Namanya jake. Aku tidak kuasa menyimpan rahasia ini seorang diri hingga aku membocorkan nya pada semua teman cewek di kelas ku. Aku jadi lega akan hal itu. “tapi jane , jake kan sudah punya pacar” seru rose kaget. “benar, apalagi pacarnya itu merry, teman mu satu regu.” Sela bella. “ memangnya siapa yang mau jadi pacarnya? Aku kan hanya suka, “ jawabku ketus.
Jake memang sudah berpacaran dengan merry teman regu ku, hubungan mereka sudah berlangsung 6 bulan. Merry juga merupakan sahabatku. Kami selalu bercerita bersama. Tiap kami berkumpul bersama, merry selalu mengoceh panjang lebar tentang jake yang membuat telingaku terbakar seperti batu bara di kereta api. Namun aku selalu menyembunyikannya dengan tertaw a atau berpendapat pada apa yang ia katakan. Memengnya siapa yang mau menjadi saingan merry untuk berpacaran dengan jake? Dengan kecantikan dan kepopulerannya di sekolah, itu akan menjadi hal mustahil bagi ku.
Sabtu pagi saat jam istirahat makan siang, aku dan teman teman cewek di kelasku istirahat bersama. Kami membeli beberapa makanan dan duduk di bawah pohon ekk yang rindang. Seperti biasa kami bercerita tentang kehidupan masing-masing sambil makan. Aku dikagetkan oleh cubitan rose dan bella secara bersamaan di lengan. Spontan saja aku mendongak. Kulihat jake dan teman-teman cowoknya berjalan melewati rombongan kami. Kulihat raut wajah teman- temanku yang mulai tertawa menggodaku. Dan apa yang bisa kulakukan kalau tidak memandang tanah dibawahku dan membiarkan rambutku tergerai menutupi wajah. Waktu istirahat usai. Dengan tergesa-gesa kami berjalan menuju kelasku di lantai dua karena takut di point oleh kepala seekolah.jantungku kembali kencang, kulihat jake berdiri di balkon puncak anak tangga. Aku berusaha tenang dan berjalan melewatinya. Namun kurasakan dua tangan  mendorongku hingga aku jatuh ke pelukan jake. Jake dengan sigap menangkapku. Mata kami saling berpandangan dan aku dikejutkan oleh suara teman- temanku yang tertawa. Langsung saja aku minta maaf pada jake dan berlari menuju kelas. Kulirik jake yang masih terpaku melihatku berlari.
Sesampainya di kelas, kutunjukkan kecengengan ku, aku menangis tersedu-sedu. “ayolah jane, ini hanyalah sebuah lelucon. Mengapa kau memasukkannya ke dalam hatimu dan menangis?”kata emily menenangkan ku. “apa yang membuatmu berfikir begitu?bagaimana kalau ada yang melaporkan kejadian tadi pada merry?atau bagaimana kalau merry melihat kejadian tadi? Bisa amti di tempat aku. Lagipula merry kan sahabatku.” Sanggah ku sambil terus saja menangis. Pikiranku campur aduk rasanya, antara bahagia dan sedih. Samar-samar ku dengar suara teman- teman ku yang berunding meminta maaf. Dan mereka melakukannya. Tentu saja aku maafkan. Namun sejak kejadian itu aku jadi tak berani lewat di depan kelas jake
Satu pekan berlalu. Kuu dengar kabar bahwa jake putus dengan merry. Aku kaget sekali. Hari itu aku pergi ke rumah merry untuk memberi nasihat padanya. Merry menceritakan keputusannya dengan jake sambil menangis terisak-isak. Aku iba padanya. Aku berjanji akan menemani kejombloannya untuk sementara. Hal yang mudah bagiku. Memangnya siapa yang mau berpacaran dengan ku? Pikirku.
Lsudah larut malam. Aku pulang dan tiba-tiba hand phone ku berbunyi. Kulihat hanya ada nomor telepon berjejer dan tanpa nama. Aku mengangkatnya dan kudengar suara cowok menyapa ku
“ halo jane, apa akbar?benarkah ini nomormu?”
“aku baik- baik saja, tentu saja ini nomorku dan maaf dengan siapa saya bicara?”
“ ini jake. Cowok yang kau tabrak minggu lalu. Masih ingatkah?”
“seketika tubuhku mengejang. Begitu banyak pertanyaan bergumul dikepalaku hingga mau meledak rasanya.ku tarik nafas panjang dan mulai bicara dengan hati-hati.
“oh halo jake. Ada perlu apa kau menelponku?”
“aku hanya ingin membagi nomorku padamu, dan sekedar berkenalan. Apa itu mengganggu mu?”
“oh tentu tidak. Oke jake akan ku simpan nomor mu.”
“tentu terimakasih jane bye”
Sama-sama jake bye”
Setelah ku mattikan telepon, aku jadi gila rasanya keluyuran kesana kemari tak karuan. Ku rebahkan tubuhku di tempat tidur. Mata ku berkunang kunang dan aku tertidur pulas.
Bersambung.........

KLP

Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net